MAKASSARDAILY- Pemuda penggerak pertanian saat ini jarang ditemui sebab sampai sekarang pekerjaan kantoran masih diidam-idamkan banyak pemuda. Banyak alasan mengapa kebanyak pemuda sampai berani mencari masa depan di wilayah kota. Tergiur akan gaji yang besar, lingkungan kerja yang nyaman, dan keterkaitan dengan derajat pendidikan tinggi yang sudah mereka raih, minimal sebagai sarjana, adalah beberapa contoh umumnya.

Memang tidak ada yang salah jika hal itu dilakukan para pemuda. Tapi kita perlu mengingat, bahwa ada sektor lain yang sebenarnya tidak boleh ditinggalkan. 

Untungnya, masih ada generasi muda yang peduli kekhawatiran itu. Salah satunya Wahyu, lelaki asal Desa Harapan, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Menarik karena Wahyu mengakui bahwa pilihannya untuk menjadi petani berawal dari kesadaran terkait potensi sumber daya alam di desanya. Pemuda yang mengecam pendidikan hinggaa sarjana ini pun memilih untuk menjadi petani.  Ia telah berhasil menanama jahe merah kurang lebih 9000 ribu pohon di atas lahan sekitar 1 Ha. 
Ia memilih fokus untuk mengembangkan tanaman jahe merah. Sudah enam bulan lebih wahyu menanam jahe merah.

Meningkatnya permintaan jahe merah di masa pandemi COVID-19 ini juga jadi alasan wahyu kemudian beralih menanam jahe merah dari yang sebelumnya menanam palawija serta cengkeh. red