Demianus, Ketua Presidium PMKRI Cabang Toraja. Dok. PMKRI

Toraja merupakan daerah dengan kantong pariwisata yang populer dengan keindahan alam dan kekayaan nilai adat istiadatnya, hal ini dikenal luas oleh masyarakat sehingga tidak jarang wisatawan berkunjung ke daerah ini baik lokal maupun mancanegara. 


Ditengah upaya pemerintah melakukan pembenahan lewat peningkatan mutu dan standar pariwisata, belakangan ini beredar video dari sekelompok anak kecil terhadap pengunjung yang terjadi di salah satu destinasi Wisata di kabupaten Tana Toraja, tepatnya di Objek Wisata Tilangnga yang berada di Kelurahan Sarira, Kecamatan Makale Utara. Dalam unggahan video yang tersebar di media terdengar teriakan dengan bahasa rasis di sampaikan oleh sekelompok anak kecil kepada pengunjung. 


Kejadian tersebut menuai reaksi dari masyarakat dan menganggap bahwa hal tersebut tidak sepantasnya terjadi apalagi di kawasan objek Wisata. Melihat persoalan tersebut Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Toraja menilai bahwa kejadian itu tidak terlepas dari gagal nya upaya pemerintah daerah Kabupaten Tana Toraja dalam membangun mindset masyarakat lewat gerakan "masyarakat sadar wisata."


"Kami mengucapkan terimakasih kepada pemilik akun youtube yang telah mempublikasikan kejadian tersebut, sehingga ini menjadi kritikan terbuka terhadap pemerintah bahwa selama ini salah satu penghambat kemajuan wisata Toraja terletak pada rendahnya SDM masyarakat dalam memahami konsep pariwisata." Ungkap Albert Punaga selaku Presidium Gerak Kemasyarakatan PMKRI Cabang Toraja.


Sementara itu, Demianus selaku Ketua Presidium PMKRI Cabang Toraja menegaskan bahwa sebagai daerah dengan potensi pariwisata sudah seharusnya pemerintah daerah mengambil langkah lewat penguatan regulasi yang selama ini sudah dibuat, seperti Perda Rancangan Induk Pembangunan Pariwisata Tana Toraja yang sudah ditetapkan tahun kemarin yang didukung UU No 10 tahun 2009 sebagai panduan program pariwisata. 


pemerintah juga perlu melakukan evaluasi menyeluruh pada sistem di bidang pariwisata karena hal ini dilihat sebagai salah satu sentral yang berpengaruh dalam meningkatkan mutu pariwisata di Toraja. Iya juga menyampaikan bahwa kejadian yang terjadi di Objek Wisata Tilangnga merupakan bukti bahwa nilai budaya Toraja selama ini dengan keramahtamahannya tidak tersalurkan dengan baik kepada generasi penerus hingga nilai itu tergeser entah karena pengaruh perkembangan Teknologi atau karena melemahnya sistem pendidikan di Toraja saat ini. Tambah Demianus. 


Tidak hanya itu kita juga melihat ada aksi-aksi lewat adegan yang berbahaya yang dibuat oleh sekelompok anak kecil yang berada di objek wisata itu dan sangat membahayakan keselamatan mereka sehingga kita mempertanyakan dimana fungsi pengawasan pengelola di sana. tegas Demianus. 


Menjelang Pemilihan Kepala daerah yang sebentar lagi bergulir kami berharap isu ini menjadi salah satu bahan diskusi oleh para calon pemimpin daerah ini ke depan, kita berharap ada ide dan gagasan baru yang muncul untuk bagaimana kemudian pemerintah benar-benar mampu membuat konsep pariwisata yang lebih moderen ke depan agar seluruh potensi yang ada mampu memberikan dampak yang baik untuk masyarakat Toraja. Tutup Demianus